Sunday, December 02, 2007

i'll be home for christmas

i'll be home for Christmas..
it's not only in my dream..
and although i know
it's long road back...

akhirnya,,setelah 3 tahun ngerayain natal tanpa keluarga, tahun ini, gw bakal ngerayain natal di rumah..asyik...ada kue natal, ada pohon natal, ada kado natal,,,,whuwhu!!kangen banged niy ama suasana natal di rumah..=)

Monday, November 26, 2007

STARBUCKS
Media, Budaya, dan Globalisasi











Starbucks adalah sebuah jaringan kedai kopi
dari Amerika Serikat yang dikenal sebagai tempat bersosialisasi terutama bagi masyarakat urban.

Perusahaan ini berpusat di Seattle, Washington dan namanya diambil dari nama salah satu karakter di novel Moby-Dick dengan logo seorang siren. Pada januari 2005, Starbucks memiliki 8.949 gerai di seluruh dunia dengan rincian 6.376 gerai di AS dan 2.573 gerai di negara lain. Starbucks Coffee pertama kali dibuka pada 1971di Seattle oleh Jerry Baldwin, Zev Siegel, dan Gordon Bowker. Howard Schultz bergabung dengan perusahaan ini pada 1982 dan terinspirasikan oleh bar espresso di Italia, membuka jaringan Il Giornale pada 1985.Beberapa saat setelah pemilik aslinya membeli Peet's Coffee an Tea, Starbucks dijual pada Howard yang kemudian mengganti nama Il Giornale dengan nama Starbucks pada1987. Starbucks pertama kali membuka gerai di Vancouver dan Chicago pada 1987 sedangkan cabang pertama di luar Amerika Utara terletak di Tokyo, Jepang yang dibuka pada 1996. Sekarang, Starbucks sudah berada di 30 negara lain.1


Starbucks ada di beberapa kota di Indonesia (hak waralabanya dipegang oleh Mitra Adi Perkasa Di Indonesia, Starbucks bersaing dengan jaringan kafe dari AS lainnya, Coffe Bean, Gloria Jeam's (Kanada). dan Excelso (jaringan kafe lokal)

Di berbagai tempat di Amerika Serikat sejumlah gerai Starbucks telah menjadi sasaran serangan sejumlah pihak yang berpendapat bahwa perusahaan ini menjadi bagian dari homogenisasi kebudayaan Amerika dan arus globalisasi yang melanda dunia. Bentuk serangan berbeda-beda, dari corat-coret di dinding, penuangan lem pada kunci pintu dan jendela gerai untuk mempersulit orang masuk atau mengotori jendelanya, hingga pemasangan surat pemberitahuan dengan kop surat palsu Starbucks yang isinya mengumumkan dengan penuh penyesalan tentang ditutupnya ribuan gerai di seluruh dunia.

Berdasarkan teori Frankfurt School yang telah dibahas sebelumnya, Starbucks merupakan produk dari industri budaya yang diciptakan oleh kaum kapitalis. Kini, banyak orang lebih menikmati secangkir kopi dengan harga lebih dari Rp 30.000 di tempat yang didesain sedemikian rupa daripada secangkir kopi buatan sendiri. Apalagi, jika kopi yang dinikmatinya memiliki merk ternama seperti Starbucks. Ini disebabkan oleh semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu barang, maka semakin tinggi pula nilai barang tersebut. Dalam kaitannya dengan kapitalisme, asas pertukaran akan selalu mendominasi asas manfaat karena ekonomi kapitalis yang berputar-putar di sekitar produksi, pemasaran, dan konsumsi komoditas akan selalu mendominasi kebutuhan-kebutuhan riil manusia. Komoditas-komoditas itu jadi ternoda oleh fetisisme komoditas, dan didominasi oleh asas manfaat, sebagaimana didefinisikan dan direalisasikan oleh media uang. Asas pertukaran mengaburkan sekaligus mendominasi asas manfaat. Pemahaman seperti inilah yang digunakan oleh industri budaya untuk meraih keuntungan yang maksimal.

Saat saya minum di Starbucks sebenarnya saya tidak beli kopinya tapi saya beli gengsinya. Suasana yang cozy, Interior yang modern, mesin pembuat kopi modern, pelayanan pun sangat cepat, asik, dan elegan. Ternyata emang beda banget dengan warungkopi mbak sari dekat kosan, di Starbuck ini saya berasa langsung dinobatkan menjadi orang kaya, bisa lendhotan dengan penuh gaya di sofa, ngobrol cika ciki hahaha hihihi, mringas mringis sambil sesekali mata tamasya kesana kemari (walah!..:). Minum kopi di Starbucks adalah sebuah urban life style.1


Kutipan di atas merupakan salah satu contoh yang menunjukkan bahwa ia tidak lagi menikmati kopi sesuai dengan manfaatnya, tapi lebih memuja pada pertukarannya, sehingga asas pertukaran itu bisa menyamarkan dirinya sebagai ”objek kenikmatan”. Seringkali penikmat Starbucks hanya menjadi korban fetisisme komoditas dimana relasi sosial dan apresiasi budaya diobjektivikasi dalam pengertian uang. Konotasi yang muncul dari Starbucks dapat dihubungkan dengan daya beli, selera dan gaya hidup.

Image tentang Starbucks dibentuk oleh media massa. Media massa jelas berperan dalam pembentukan budaya populer, seperti budaya ngopi dan Starbucks. Di berbagai media cetak seperti majalah-majalah gaya hidup, sering dtampilkan foto-foto selebritis, terutama selebritis dari Amerika Serikat, yang dalam kesehariannya sedang menikmati kopi merk Starbucks. Di berbagai film produksi Amerika Serikat juga sering menampilkan adegan dimana tokoh dalam film tersebut membeli sarapan dan ngopi di gerai Starbucks. Melalui tampilan di media ini, maka muncullah image bahwa ”Starbucks adalah minuman berkelas” sehingga orang yang menikmatinya juga merasakan bahwa seolah-olah mereka adalah orang yang berkelas.

Sesungguhnya, kebutuhan orang akan kopi Starbucks adalah kebutuhan palsu yang sengaja dibentuk oleh industri budaya. Industri budaya membentuk selera dan kecenderungan massa, sehingga mencetak kesadaran mereka dengan cara menanamkan keinginan mereka atas kebutuhan-kebutuhan palsu. Oleh karena itu, industri budaya berusaha mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan sejati. Industri budaya sangat efektif dalam menjalankan hal ini hingga orang sampai tak menyadari apa yang tengah terjadi.

Industri budaya membentuk selera dan kecenderungan massa, sehingga mencetak kesadaran mereka dengan cara menanamkan keinginan mereka atas kebutuhan-kebutuhan palsu. Saat ini, banyak yang merasa bahwa mereka harus memenuhi gaya hidup mereka. Tapi sesungguhnya ini terjadi karena selera massa telah dibentuk sedemikan rupa agar sesuai dengan tujuan kapitalis. Adorno memandang budaya massa sebagai sesuatu yang dibebankan pada massa dan yang membuat mereka bersiap menyambutnya asalkan mereka tidak menyadarinya sebagai sesuatu beban. (Strinati, 2004:69).

Melihat banyaknya gerai Starbucks yang telah tersebar di seluruh dunia, yakni sebanyak 8.949 gerai2, dapat dikatakan bahwa Starbucks bersifat tahan lama karena didasarkan pada kemakmuran dan konsumerisme dan bentuk-bentuk kontrol sosial. Ia mampu melahirkan tingkat kesejahteraan ekonomi yang semakin tinggi bagi sebagian besar populasi termasuk kelas pekerjanya. “We're proud to be on the list. We're proud to be among FORTUNE's 100 Best Places to Work3. Starbucks menjadi nominasi dari 100 tempat terbaik untuk bekerja. Hal ini dikarenakan Starbucks dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Kelas pekerja merasa aman secara finansial, bisa membeli banyak barang yang mereka inginkan atau mereka pikir mereka inginkan. Saat ini jumlah pekerja Starbucks 147.436 orang, dengan revenue tahun 2006 mencapai 7,786 miliar dollar AS.4 Ini membuat Starbucks semakin berkembang dan sangat sulit untuk diruntuhkan.

Memang banyak banget varian yang ditawarkan. Tapi tenang saja, barista (pembuat kopi) kami selalu siap membantu, "ujar Marketing Manager Starbucks Farah Milda saat ditemui di peluncuran kedai kopi drive thru kedua Starbucks di km 13 tol Jakarta-Merak, Tangerang, beberapa waktu lalu. Menu di Starbucks, menurut Farah, bisa mencapai 85 ribu jenis. Bahkan bisa lebih jika mengikuti kemauan para pelanggan yang mau meramu sendiri (customization option). Starbucks dikenal sebagai salah satu kedai kopi yang selalu mencoba memberi inovasi baru terhadap rasa kopi. Sekitar enam minggu sekali selalu dimunculkan kreasi-kreasi anyar. 5

Starbucks mencoba menganuerahkan suatu rasa individualitas. Dalam artian bahwa kopi yang mereka konsumsi adalah kopi yang unik dan pas dengan mereka. Ditambah lagi pelanggan dapat meracik kopi mereka sendiri, sehingga rasa keterikatan terhadap merk semakin tinggi. Perekatan individualitas pada produk ini dan juga pada setiap konsumen berfungsi untuk mengaburkan standardisasi dan manipulasi kesadaran yang dibuktikan oleh industri budaya. Ini berarti bahwa semakin banyak produk kultural yang benar-benar distandardisasikan, semakin banyak pula yang diindividualisasikan. Individualisasi merupakan sebuah proses ideologis yang menyembunyikan proses standardisasi.

Kehadiran Starbucks tampaknya mendorong kebiasaan ngopi di kafe menjadi sebuah kecenderungan. Apa yang menyebabkan hal ini menjadi sebuah tren adalah strategi Starbucks.

Scott Bedburry, wakil presiden Starbucks yang dikutip dalam buku No Logo karangan Naomi Klein mengatakan, ”Pelanggan tidak sepenuhnya percaya bahwa ada perbedaan yang besar diantara produk-produk," karena itu merek harus [mampu] membangun hubungan emosional dengan para pelanggan".6

Melalui media massa, beragam budaya yang jauh menjadi mudah di akses sebagai tanda dan komoditas. Pola-pola pergerakan dan perpindahan populasi yang terbentuk pada era kolonialisme dan kelanjutannya bersama dengan percepatan globalisasi yang lebih kontemporer telah mengakibatkan perjumpaan dan percampuran budaya. (Barker, 2005: 152). Starbucks yang pada awalnya hanya berada di Amerika Serikat, kini, dengan adanya globalisasi menjadi tersebar dan dikenal di seluruh penjuru dunia. ”Ngopi” kini diadopsi dan dijadikan sebagai sebuah gaya hidup.

1 www.warungkopiku.blogspot.com

2 www.id.wikipedia.org

3 www.starbucks.com

4 www.kolomblogadhiksp.blogspot.com

5 www.mediaindonesia.com

6 www.spew-it-all.blogspot.com


Sunday, September 02, 2007

Harus Memilih

Waktu semester 6 kemaren, gw ma temen2 gw heboh banged nyari tempat buat job training.. semua pada sibuk bikin CV lucu2.. abis CVnya dibikin, sibuk lagi ngurus surat2 dari kampus.. trus abis dikirim, sibuk lagi follow up..yah pokoknya heboh deh.. tapi itu buat yang ga punya koneksi kuat..kalo punya koneksi mah, gampang..

Nah, setelah semua proses itu dilalui, akhirnya bukan agust kemaren gw magang di Media Indonesia.. pas gw lagi magang di sana, gw ditelp SCTV. Mereka minta gw magang disana buat bulan Desember.. trus seminggu kemudian, gw ditelp ama RCTI buat magang bulan September.. waktu RCTI nelpon gw lsg jawab. "iya".. soalnya kantor RCTI itu deket ama Media Indonesia,,jadi gw gak perlu pindah2 kosan (buat info :gw di jakarta ngekos). Tau2nya, yanci juga ditelpon.. Na, jadinya kita magang ber2 di RCTI... tapi itu baru rencana..

Sorenya kita ber2 mikir2 lagi..gimana dengan kuliah kita..Alhasil, gw heboh bgd nelpon senior ama nanya2 ke temen2.. gw juga sibuk telpon2an sama yanci..Kata senior kuliah semester 7 itu dahsyat..tugasnya banyak bgd..POkoknya gak mungkinlah kalo harus magang di jakarta..kalo magangnya di BAndung sih masih mungkin..

Na lo, gw kan bingung tuh..malah RCTI baru nelpon akhir agust..jadi keputusan kita harus cepet.. kalo emang kita ga bisa, hrs cepet kabarin ke merka, biar mereka juga bisa cari orang lain buat gantiin kita..

setalah mikar mikir, akhirnya kita ber2 (gw ma yanci) mutusin buat ngebatalin magang di RCTI..Emang kita harus milih sih.. kan gw takut juga kalo sampe kuliah gw jadi berantakan..secara udah semster 7..

Yasuwd lah..semoga ini keputusan yang terbaik..

And Now,, Selamat berkutat lagi dengan suasana kuliah...

Ready to spread ur love?

Semakin sering dengerin kata kasih, kayaknya bikin kita ngerasa bahwa hal ini adalah hal biasa.. Maknanya yang sangat dalam jadi bergeser karena sudah terlalu terbiasa..

Tuhan befirman, Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Jika kasih diberikan pada orang yang juga mengasihi kita, itu adalah hal biasa..

Jika kasih diberikan pada orang-orang terdekat kita, itu juga hal biasa..

Kalo kita cuma nerapin kasih ama orang2 tertentu, itu namanya investasi.. Artinya, kita mengasihi dia karena mengharapkan keuntungan..

Lalu kasih seperti apa yang bukan kasih biasa?

Menurut gw, adalah mengasihi musuh...


Mengasihi musuh itu sangat sulit.. (ini bukan perkataan klise..gw udah ngalamin sendiri)
Bagaimana mungkin kita harus mengasihi orang yang telah menyakiti hati kita, orang yang nyebelin, orang yang egois,,,orang yg..(banyak deh!)

Kalau harus ngikutin kedagingan, orang-orang kayak gitu rasanya pengen kita bales..Kalo dia nyakitin kita, kita sakitin balik; kalo dia nyebelin, kita bikin dia sebel juga..pokoknya ngebales,,biar dia tau rasa.. ga pernah mau ngalah..

Tapi coba deh kita pakai analogi Lampu jalan..
Pernah liat lampu jalan kan? Kadang, ada aja orang yang iseng mecahin lampu di jalanan.. Tapi lampu2 itu tidak berhenti menyala, ia tetap terus menyala untuk semua orang, bahkan untuk orang2 yang telah memecahkan lampu..

Lampu itu tidak lantas berhenti bersinar bagi si pemecah lampu..dia tetap terus menyala bagi siapapun juga.. .

Seperti itulah yang seharusnya kita lakukan,, mungkin hati kita panas, mungkin kita sakit hati, mungkin kita dikecewakan, tapi kasih kita tetap harus terus menyala bagi siapapun juga,,,

Friday, August 24, 2007

Azkaban in Real

Pernah ngebayangin hidup di penjara gak? dalam benak gw, hidup di penjara itu pasti serem.. sempit, sepi, gelap, ga ada hiburan,, belum lagi sesama napi yang kerjanya ngajak ribut,, hiiiii!!! Belum lagi kalo dapet hukuman, dipindahin dehke penjara yang sempit banged, banyak tikusnya, di dalamnya kita ga bisa tidur, cuma bisa duduk...hehe!! tapi itu sih yang gw liat dri TV..aslinya gimana sih, gw ga tau..

Ternyata Azkaban ga cuma ada di dunianya Harry Potter, dimana ada Dementor yang bisa ngisap kebahagiaan kita.. Di dunia nyata, juga kayak gitu.. Hidup di penjara bakal bikin kebahagiaan kita terhisap, walaupun ga ada Dementor disana..Tapi semua hal itu (sempit, sepi, gelap, dll), sebenarnya udah jadi dementor-dementor di dalam penjara..

Gw jadi inget, murid Yesus yang walaupun dipenjara, tetap dapat memuji Tuhan..
Itu dahsyat banged kan?Imannya luar biasa,, Tuhan pasti bahagia banged ngeliat iman yang mereka miliki..

Apa Tuhan bahagia ya ngeliat iman gw?

Wednesday, August 22, 2007

Intuisi

Kemaren gw ke Gramedia Taman Anggrek..tadinya pengen pergi ama temen kosan gw, tapi karna dia tepar, jadinya gw pergi sendiri deh..
Gw pengen beli buku2 tentang marketing communication.. pas lagi liat2 gituw, ternyata ada ibu2 di sbelah gw,, dia kayknya udah ngikutin gw dari tadi..tapi gw ga nyadar..

pas akhirnya gw nyadar, dia langsung senyumin gw.. (mungkin ibu2 tadi lega banged ya, waktu akhirnya gw ngeliat dia, hehe). Terus ibu2nya langsung nanya ama gw,

"Kamu suka buku2 pemasaran ya?"
gw jawab, "iya"
"ow, saya mau nawarin kamu buat jualan..."
Yah, dia ngemeng2 khas sales gituw deh... Eeh, ternyata dia MLM!!! gila ya, nyari 'mangsa'nya cerdik juga..nyari di toko buku, di bagian buku2 pemasaran..hahaha!!

trus, abis gw keluar dari Gramedia, gw jalan2 dulu di Malnya.. Nah, trus ada pengumuman dari informasi..gw biasanya gak pernah dengerin pengumuman yang ada di Mal, eh kemaren tiba2 gw ngerasa pengen ngedengerin pengumumannya.. Taunya, isi pengumumannya gini, " Kepada pemilik mobil suzuki escudo, dengan nomor plat H8415 RW, diharap segera kembali ke tempat parkir" Nah lho? Yang gw bingung disini, bukan masalah mobilnya, tapi kenapa gw bisa tiba2 ngederin pengumuman itu? Karena feeling, intuisi, doa dari pembaca informasi, keterikatan kuat dengan mobil atw apa ya? Kenapa gw bisa tiba2 milih untuk memproses stimuli itu? Padahal di mal kan banyak banged stimuli... ada yang bisa jawab?

Magang, Enjoy aja...

Magang emang kesempatan buat ngedapetin pengalaman. Setidaknya, melalui magang, kita bakal tau dunia kerja, yang emang beda banged dengan bangku kuliah. Calon peserta magang biasanya expect too much saat masuk ke dunia kerja. Kita pikir, kita bakal praktekin ilmu yang selama ini udah didapat selama kuliah..

Tapi ternyata, kenyataan berbeda dengan harapan. Kebanyakan anak magang tidak mengaplikasikan ilmunya, malahan pekerjaannya sama sekali tidak berhubungan dengan ilmu yang dipelajarinya selama ini. Misalnya, mahasiswa jurusan akuntansi saat magang hanya ditugaskan untuk mengentry data, atau mahasiswa jurusan komunikasi hanya ditugaskan untuk menelepon customer, atau mungkin juga hanya disuruh mengantar surat dan menfotocopy.

Melihat hal ini, banyak dari kita yang kemudian menjadi kecewa karena merasa tidak mendapatkan apa-apa selama melakukan kegiatan magang. Namun, ada hal yang mungkin terlupakan oleh kita, para peserta magang. Mungkin kita tidak mengaplikasikan hal-hal sesuai latar belakang pendidikan, tetapi kita tetap dapat mempelajari banyak hal.

Bersosialisasi dengan dunia kerja. Dunia kerja berbeda dengan kuliah. Dunia kerja penuh dengan orang-orang dengan jabatan yang berbeda, dengan job desk yang berbeda dan tentu dengan tekanan yang berbeda pula. Kita belajar beradaptasi dengan mereka, mulai dari OB, satpam hingga para manager dan pimpinan tertinggi.

Di ruangan dimana kita ditempatkan, kita juga dapat melihat tekanan yang mereka hadapi. Dikejar-kejar deadline, dibentak oleh bos, tugas yang menumpuk dan harus lembur, dipojokkan oleh rekan sekerja, dan banyak tekanan lain. Mungkin hal itu terlihat sepele, tapi kita tidak dapat melihat secara langsung, jika kita tidak melakukan kegiatan magang. Ketika kita nantinya telah bekerja di suatu perusahaan, kita sudah mempersiapkan mental untuk menerima tekanan-tekanan tersebut. Saat mental kita telah siap menghadapi segala tekanan, kita pun akan melangkah dengan lebih tenang dan percaya diri.

Makin banyak temen. Temen, suatu saat bisa jadi koneksi loh! Temen makin banyak, koneksi semakin luas, peluang juga semakin bertambah. Ngobrol dengan karyawan atau sesama magang juga dapat menambah wawasan kita tentang banyak hal terutama yang berhubungan dengan dunia kerja.

Saat kita duduk sambil mengerjakan pekerjaan, kita juga dapat mendapatkan banyak hal. Misalnya, saat kita sedang mengentry data, kita dapat mendengarkan percakapan orang-orang di ruangan kita. Biasanya sih, yang mereka bicarakan masih seputar pekerjaan. Kadang-kadang memang membicarakan gosip, tapi pasti ada pembicaraan tentang pekerjaan. Tentang bagaimana sulitnya melakukan pekerjaan A, dimana kesulitannya, bos yang tidak peduli dengan kesulitan anak buah, dll. Hal ini memang tidak diungkapkan secara eksplisit, tetapi tersirat. Yah..layaknya obrolan ringan...Obrolan ringan mereka, dapat menjadi pelajaran yang berharga buat kita.

Kelakuan-kelakuan karyawan yang menurut kita menyebalkan juga dapat dijadikan pelajaran. Dari kelakuan mereka, kita tau bagaimana bersikap agar tidak menjadi orang yang menyebalkan seperti mereka.

Atau mau mendapatkan ilmu dari para praktisi, kita bisa melakukan wawancara dengan pimpinan, manager, atau siapa saja yang menurut kita cukup kredibel. Dengan sedikit basa basi, lobi, dan timing tepat, gw rasa mereka bakal mau berbagi pengalaman.

Hal lain yang juga didapat saat magang, adalah makan siang gratis (hehehe!!ini sih di tempat gw magang). Lumayan juga! Jadi bisa ngirit..huahaha!!

Ya begitulah sedikit masukan tentang kegiatan magang... gw yakin banyak lagi hal lain yang kita dapet..Kalo emang disuruh nganter surat, nelepon, fotocopy, masukin data, ga usah sebel...Tanpa kita sadari, kita udah dapat banyak pelajaran koq...

Magang? Enjoy aja..

Tuesday, August 21, 2007

Jika Ayahku Koruptor...


Gw tadi lagi bengong, terus tiba2 kpikiran kalo gw jadi anaknya pejabat yang ditahan karena kasus korupsi.. gimana rasanya ya? biasa hidup bergelimang harta,, eeh tiba2 dateng polisi, terus nangkep bokap gw.. pasti shock banged.. gw pasti bakal doa tiap hari supaya bokap gw dibebaskan.. Tapi kalo emang bokap gw bersalah, ya mau gak mau (kalo hukum bertindak semestinya), dia harus nanggung hukumannya... Akibat dosa kan harus ditanggung.. Itu kalo ngeiat dari sisi si anak..

Tapi kalo ngeliat dari sisi masyarakat, jelas banged itu kesalahan yang fatal dan ngebuat bangsa semakin terpuruk..utang negara menumpuk, rakyat miskin semakin banyak, pengangguran terus bertambah, nah dia malah enak2an foya2 pake duit rakyat.. Terang aja itu menyakiti hati rakyat..
(kilse banged sih...heheheh!!!)
btw,,cerita ini cuma khayalan loh..bokap gw bukan koruptor koq..duit halal!!!=)